ISLAM di AMERIKA By SHOFIA UIN SUNAN AMPEL SBY


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pada dasarnya masyarakat Amerika adalah masyarakat yang menganut agama, dan Islam menjadi salah satu agama yang paling berdampingan dengan Kristen dan Yahudi. Dalam beberapa tahun terakhir, Islam melaju ke permukaan dengan pesat dan menjadi fenomena paling menarik untuk dikaji, terutama banyak masyarakat yang terkejut dengan fakta-fakta yang menunjukkan bahwa Islam dapat berkembang dengan baik di Amerika Serikat. Penduduk Muslim AS sendiri meningkat secara mengesankan. Namun, serangkaian peristiwa telah menciptakan atmosfer yang menyebabkan Islam menjadi dimusuhi dan mendorong munculnya kritik tajam terhadap Islam di media-media maupun kehidupan publik AS.
Secara umum, muslim Amerika kontemporer yang dibesarkan dalam budaya muslim tradisional merasakan ketegangan dalam usaha mereka untuk mencoba tetap berdampingan dengan akar bahasa, budaya, etnis dan agama. Sementara di sisi lain mereka harus membangun rasa memiliki di lingkungan mereka yang baru, berbeda dengan imigran awal yang datang dengan pendidikan rendah, anak-anak mereka besar di Amerika tanpa kesadaran beragama yang berarti. Muslim pun kian menjadi faktor signifikan dalam struktur demografis, dan menjadi fenomena penting yang diperhitungkan dalam kehidupan sosial-budaya, ekonomi dan politik Amerika Serikat. Dalam makalah ini akan diuraikan tentang awal mula Islam masuk ke Amerika Serikat hingga perkembangannya sampai sekarang.
Muslim di Amerika Serikat mengalami dinamika yang signifikan dari mulai awal masuk sampai sekarang. Di Amerika setidaknya terdapat tiga kelompok penganut Islam, yaitu Muslim keturunan Afrika, Muslim Kulit putih (warga Amerika asli) dan kaum imigran dari berbagai bangsa. Meskipun banyak kritik tajam terhadap Islam dalam kehidupan publik AS, terutama pasca ledakan bom terhadap gedung World Trade Center (WTC), tetapi jumlah institusi Islam di Amerika meningkat menjadi lebih dari 2.300 buah, dan 1.300 diantaranya berupa masjid dan pusat Islam.


B.          Rumusan Masalah

1.     Bagaimana Agama Islam masuk Amerika?
2.     Bagaimana Perkembangan Islam di Amerika dari awal-sekarang?
3.     Bagaimana minoritas Muslim menjalankan agamanya dalam Mayoritas non-muslim

C.    Tujuan

1.     Menjelaskan histori agama islam datang ke Amerika
2.     Mendeskripsikan Perkembangan Islam di Amerika dari awal-sekarang
3.     Mengetahui cara minoritas Muslim menjalankan agamanya dalam Mayoritas non-muslim



BAB II
MINORITAS MUSLIM DI AMERIKA

A.                      Islam Datang Ke Amerika
Kemunculan islam di Amerika, para pengamat mayoritas memandang bahwa orang-orang muslim datang antara pertengahan dan akhir abad ke-19. Mereka adalah para imigran muslim, terutama yang datang dari Timur Tengah dengan tujuan mengadu nasib dan berharap memperoleh keuntungan besar atau kecil untuk dibawa pulang kembali ketanah air mereka. Akan tetapi sebagian sejarawan berpendapat bahwa pada zaman pra-Columbus ditahun 1492, orang-orang Muslim telah menjalankan pelayaran dari Spanyol dan sebagian pesisir barat laut Afrika ke Amerika Selatan dan Amerika Utara dan sebagian bahkan juga ikut menjadi awak Columbus. Para penjelajah Muslim Afrika diceritakan bahwa mereka sudah menembus sebagian besar wilayah Amerika Selatan dan Utara. Bahkan sebagiannya telah menjalin tali pernikahan dengan penduduk asli Amerika.[1]
Akan tetapi bukti lain menyatakan bahwa kehadiran muslim di Amerika terjadi pasca Columbus. Mereka berasal dari Afrika yang bekerja sebagai budak di perkebunan kapas dikawasan Selatan. Jumlah Muslim periode awal ini sulit untuk diperkirakan, namun  perkiraan persentase periode budak Afrika sekitar 10-20 %,  dari semua budak yang  dibawa ke Amerika adalah Muslim.[2]
1.               Kondisi Awal Imigran Muslim
3
Menilik Amerika di akhir abad ke-19. Pada era 1860-1880 an Amerika kedatangan pemuda muslim besar- besaran, yang sebagian besar dari libanon dan siria di Timur Tengah yang mayoritas mereka tidak memiliki keahlian. Tujuan mereka disini hanya untuk mencari keuntungan, karena setelah tejadi perang dunia I Libanon hancur tak bersisa. Akan tetapi tujuan mereka banyak yang tidak terpenuhi bahkan gagal, karena sulitnya lowongan pekerjaaan yang disebabkan ketidak cakapan mereka dalam berbahasa inggris serta latar pendidikan mereka yang kurang.  Sehingga akhirnya mereka banyak yang terpaksa melakukan pekerjaan kasar seperti buruh migran, usaha kecil-kecilan seperti  pedagang keliling, dan pertambangan. Sedangkan perempuan-perempuan muslim bekerja ditempat-tempat penggilingan gandum, pabrik-pabrik dengan jam kerja yang sangat ketat dan panjang serta berupah sangat sedikit. Kondisi yang sangat buruk ini disebabkan kurangnya kemampuan dalam berbahasa inggris, kesepian karena tiadanya rekan seagama sehingga menimbulkan rassa keterasingan dan ketidakbahagiaan. Semua kesulitan orang-orang muslim ditambah lagi dengan kenyataan bahwa pada masa-masa ini orang-orang amerika membenci orang asing, terutama orang yang berkelakuan aneh yang tidak menganut agama kristiani.
Kelompok imigran muslim awal ini berupaya untuk mempertahankan agama islam didalam lingkup yang asing serta tanpa dukungan kelembagaan. Tentu sangat berat sekali mereka menjalani kehidupan dengan tenang. Lembaga pendidikan yang tersedia pun sangat kegiatan ibadah tidak hanya berbentuk individu saja seperti shalat Jumat, Shalat Tarawih di bulan Ramadhan dan hari raya juga sangat sulit terlaksana. Karena mereka harus mempertahankan agama dan identitas mereka dalam masyarakat yang dibangun atas punggung imigran muslim. Ironisnya, penduduk asli Amerika tidak pernah menghargai kebudayaan yang datang dari para imigran muslim.
2.               Orang-Orang Yang Berpindah Ke Islam
Meskipun mayoritas umat Muslim di Amerika adalah penduduk imigran, akan tetapi tidak menutup celah bagi orang Amerika untuk memeluk Islam sebagai Agama mereka. Hal ini disebabkan karena banyak faktor salah satunya adalah kesederhanaan umat muslim yang jelas dari pernyataaan keimanan serta kelima rukun Islam yang wajib ditunaikan bagi setiap umat muslim.[3] Klasifikasi golongan yang masuk islam ialah,
1.               Orang Amerika Kulit Putih
Jumlah pemeluk Islam kulit putih di Amerika terus bertambah. Diperkirakan jumlah mereka berkisar dua puluh hingga lima puluh ribu orang. Sebagian merka adalah wanita kristiani yang dinikahi oleh pemuda imigran muslim. Perpindahan agama mungkin terjadi karena sang suami menghendaki istrinya menerima islam, atau bisa jadi sang istri memang meyakini bahwa islam memang agama yang benar baginya dan adakalanya mereka menginginkan anaknya dibesarkan dalam satu lingkup keimanan yang hakiki. Mayoritas anak-anak dari hasil pernikahan beda agama akan mengikuti dan dibesarkan menurut agama ayah.
Sebagian literatur masa kini menyingkap mengenai rasa keterasingan yang dirasakan orang Amerika kulit putih setelah menganut Islam, terutama mereka yang tidak menikah dengan Imigran Muslim. Karena mereka tidak berada dalam lingkup yang menjadikannya aman. Mereka tidak dapat berbagi budaya dalam komunitas kaum imigran bukan pula dalam identitas kesukuan Amerika keturunan Afrika sebagai penganut Islam mayor di Amerika. Sebagian mereka membentuk kelompok-kelompok yang saling mendukung antara satu sama lain dengan tujuan mempertahankan dan membantu satu sama lain dalam peralihan ke agama baru yakni islam.
2.               Orang Amerika Hispanik dan Bangsa Asli Amerika
Islam muncul pertama kali di wilayah pemukiman warga keturunan Amerika Latin di Timur Laut Amerika pada awal tahun 1970. Orang-orang yang masuk keagama islam ini mayoritas asli keturunan orang-orang puerto Rico generasi pertama dari New York. Ada kalanya mereka masuk islam karena sering bergaul dengan masjid- masjid milik Orang Amerika keturunan Afrika. Sejak masa inilah umat muslim mulai menyebarkan dakwahnya kepada masyarak Amerika Latin dengan tujuan menyatukan mereka kedalam masjid sunni yang mapan. Warga Amerika keturunan banyak mendapati persamaan antara budaya mereka dengan budaya Islam, terutama mengenai pentingnya struktur keluarga, peran laki-laki dan perempuan.
Umat muslim sedikit demi sedikit menyadari fakta bahwa masyarakat Hispanik di Amerika adala ladang calon pemeluk islam yang selamat datang, artinya mereka menyapa dan menerima agama islam dengan segala kerendahan hati mereka.
Meskipun jumlah umat muslim masih sedikit, segelintir bangsa Asli Amerika mulai menyuarakan identifikasi mereka serta mengingatkan umat muslim lainnyamengenai hubungan yang lama terjalin antara orang suku indian dengan Amerika Utara. Sebagian muslim mulai menyadari adanya kesesuaian antara pandangan dunia bangsa Asli Amerika dengan Alquran, misalnya penyetaraan perlakuan terhadap kaum kulit putih dan Hitam. Kemudian adanya kemungkinan bahwa ikatan umat muslim imigran dengan masyarakat Asli merekaakan semakin menguat dalam segala bidang, karena mereka selalu mencoba untuk memperjelas dan mempertahankan identitas mereka dalam konteks Amerika.
3.               Orang Amerika yang berpindah ke Sufisme
Salah satu alasan yang menjadikan orang Amerika tertarik terhadap agama islam  yaitu hubungan mereka dengan kelompok-kelompok sufi dinegara ini. Sejarah islam mengenai sufisme memang sangat rumit, kadang sufisme amat dihargai, tak sedikit pula yang mencaci karenaa dianggap sebagai penyimpangan dari keimanan islam yang hakiki. Gerakan sufi di Amerika dinilai memiliki dua versi tujuan. Versi pertama memang benar-benar bertujuan untuk senantiasa bersama-sama mendekatkan diri kepada Allah SWT serta menata kehidupan melalui moral religi. Versi kedua sufi digunakan oleh beberapa kelompok Amerika serikat sebagai bagian dari gerakan New Age yang sebenarnya hanya sekadar menggabungkan gerakan badan dengan praktik meditasi bergaya khas dan sama sekali tanpa disertai pemahaman keislaman sufisme.
Para muslim yang bergabung dengan tarekat-tarekat yang telah lama terbentuk dan dikenal secara internasional tidak setuju dengan kekonyolan orang Amerika yang disebut dengan tren baru spiritualitas. Meskipun jumlah orang yang berpindah menganut agama islam melalui sufi relatif sedikit. Akan tetapi terlihat ada minat yang semakin meningkat terhadap dunia sufi menjadikannya sebagai suatu disiplin spiritual. Dinilai tarekat-tarekat amerika sebagai sebuah wadah persaudaraan dan identifikasi kemasyarakatan. Secara umum, orang-orang Amerika memandang sufi sebagai gerakan yang terbuka, toleran, mudah diselami dan peduli akan kebutuhan serta masalah pribadi.[4]
B.    Menjalani Kehidupan Minoritas Muslim Dalam Mayoritas Non-Muslim Masyarakat di Amerika
Ruang lingkup dari sebuah kebutuhan memang sangat luas sehingga antara satu  ruang lingkup dengan ruang lingkup yang lain akan berbeda permasalahannya. Beberapa uraian dari setiap permasalahan akan sedikit dibahas dalam bab ini.
1.               Pendidikan
Mencari ilmu merupakan salah satu kewajiban yang terpenting bagi umat islam, kaum muslim Amerika juga merujuk kepada penegasan Rasulullah SAW bahwa setiap muslim wajib mencari ilmu setinggi-tingginya.  Hal inilah yang menjadi dorongan terbesar bagi kaum Muslim Amerika untuk selalu menuntut Ilmu dari segala usia. Anak-anak, remaja, dewasa, hingga imigran muslim yang sudah tua. Akan tetapi persoalah terpenting yang terjadi ialah kurangnya lembaga pendidikan Islam, seperti pendidikan sekolah islam bagi anak-anak, pembelajaran di Masjid bagi semua kalangan, dan pendidikan berkelanjutan bagi remaja dan orang dewasa yang dapat menunjang kebutuhan masyarakat muslim dalam hal belajar.
Keluarga muslim banyak yang prihatin terhadap pendidikan anaknya disekolah negeri. Karena pengaruh moralitas yang buruk terhadap kehidupan mereka sangat besar. Seperti penyakit-penyakit yang muncul di kota metropolitan seperti mabuk-mabukan, narkoba dan tindakan kejahatan lainnya. Mereka meyakini bahwa lembaga pendidikan  swasta islam akan lebih aman, dan berkualitas karena mereka percaya bahwa sistem pendidikan islam akan lebih baik melaui aspek akademis dan utamanya pembentukan karakter yang beraspek pada nilai-nilai dari etika islam.  
Ada pula yang memilih anak dari Amerika muslim mendidik putra putri mereka di rumah saja atau biasa disebut homeschooling. Mereka berpendapat bahwa menjaga pergaulan anak-anak dari masyarakat bebas adalah hal yang sangat penting. Karena  diketahuinya pergaulan yang sangat liberal didunia luar.
Apa pun bentuk pendidikan yang dipilih, para pendidik menganjurkan kepada setiap warga muslim, hendaknya mereka mempunyai literatur utama di setiap rumah. Literatur utama yang berbentuk Alquran beserta terjemahnya, kajian hadis serta kajian-kajian keislaman lainnya seperti sejarah, hukum islam, ilmu pengetahuan sosial dan lain-lain.  Ketika anak-anak mempelajari suatu ilmu mereka harus mencari topik pembahasan yang sebanding dalam indeks Alquran dan Hadis dan menyatakan gagasan yang sesuai dari sudut pandang Islam.
Komunitas Islam semakin memberikan perhatian terhadap pendidikan islam dalam segala tingkat. Dari pendidiakn anak hingga dewasa, meskipun hingga saat ini hanya ada sedikit sekali lembaga pendidikan yang khusus muslim. Universitas American Islamic College merupakan lembaga univ pertama yang dibangun di Chicago pada tahun 1983.  School of  Islamic and Social science  adala lembaga muslim Program S-2 pertama yang dibangun di Leesburg, Virginia pada tahun 1996.
Mahasiswa muslim Amerika serikat semakin lantang bersuara untuk mengupayakan memperoleh pengakuan atas diri dan komunitas mereka. Upaya ini mendapatkan dukungan dan tanggapan yang positif dari kelompok-kelompok muslim nasional Muslim Student Asociation( MSA) .  Upaya inipun mulai menampakkan hasil terbukti universitas Syracuse dan Harvard mahasiswa diliburkan pada akhir bulan Ramadan dan dijadikan sebagai libur resmi disekolah.
Para mahasiswa muslim menulis diberbagai artikel dan jurnal nasional mengenai kesulitan-kesulitan yang dihadapi mereka dalam menjalankan hidup secara islam di kampus  dan menegaskan betapa pentingnya persatuan antara kaum muda lainnya. Seorang mahasisiwa di Universitas Rutgers menulis “saya ingn mengatakan bahwa rahasia menjaga iman dan memperkuat agama (islam) anda sewaktu dikampus atau sekolah terletak pada persaudaraan dengan sesama muslim dan muslimah. Orang-orang muslim dikampus tidak memiliki ketakwaan untuk hidup sebagai individu dalam masyarakatmereka yang kafir (tidak beriman). Kekuatan terletak pada jumlah kita karena sulit bagi shaitan untuk melakukan tipudayanya terhadap orang-orang yang berkelompok dibandingkan terhadap orang yang sendirian.[5]
2.               Ekonomi
Masalah yang sangat pelik dialami oleh masyarakat Muslim Amerika dalam menjalani kehidupan sesuai hukum Islam adalah mengenai masalah pengelolaan uang yang benar. Salah satu yang paling rumit yaitu larangan Alquran mengenai perolehan bunga atau biasa disebut Riba. Dalam menyelesaikan masalah ini para fatwa juga pro-kontra mengenai Hukum bunga bank yang berlaku di Amerika. Capital gains juga menjadi hal yang pro-kontra bagi mereka, sebagian menyatakan Capital gains harus dilarang selamanya, sebagian yang lain berpendapat Capital gains harus dilarang jika keberadaannya akan mengguncangkan kinerja stabilitas ekonomi yang lancar.
Umat muslim semakin gencar menawarkan inovasi mereka diberbagai media dalam berinvestasi secara islam. Dalam permasalahan ekonomi tentu akan terus berkembang dan dibahas disetiap dekade, mengingat banyak sekal faktor-faktor yang harus dikaji dan diselesaikan bagi minoritas muslim.
3.               Gizi dan Kesehatan
Umat muslim Amerika telah lama prihatin serta khawatir kalau mereka tidak dapat membatasi mereka dalam hal makanan yang dianjurkan didalam Alquran seperti Alkohol, babi dan sejenisnya. Sedikit demi sedikit warga muslim Amerika yaitu salah satu lembaga islam Nation Of Islam mengembankan misinya dalam hal umat muslim wajib meninggalkan semua kebiasaan makan bagian apapun dari babi. Pada tahun belakangan ini semakin banyak penjualan daging yang disembelih secara muslim yang memiliki dimensi kesehatan dan spiritual.
4.               Hari Raya
Kaum muslim Amerika semakin sadar akan kehadiran mereka sebagai sebuah entitas keagamaan tersendiri, serta kesadaran mereka akan pentingnya membedakan hari Raya dan perayaan mereka sendiri dan kristiani.  Acara-acara tahuna yang dirayakan oleh kaum kristiani menimbulkan msalah yang tersendiri bagi umat muslim. Mengetahui perkembangan relasi yang baik antara umat muslim dengan umat non-muslim. Sulit bagi anak-anak  muslim memahami mengapa dia tidak diperbolehkan berpartisipasi dalam hari raya yang dinikmati teman-teman non-muslim mereka. Jawaban kalangan konservatif  jelas melarangnya.
Perayaan idul fithri di Amerika awalnya memang sangat sulit dan jarang sekali dapat dilaksanakan dengan baik dan penuh kedamaian. Perkembangan dan pertumbuhan umat muslim yang pesat memberikan banyak kelonggaran bagi mereka. Sekolah–sekolah negeri di Amerika mulai menyadari akan pentingnya hari besar bagi setiap agama. Mereka sedikit banyak memberikan apresiasi dengan meliburkan sekolah pada hari-hari perayaan termasuk  hari raya idul fitri dan adha.




BAB III
MENJALANKAN ISLAM DALAM MASYARAKAT AMERIKA MUSLIM
1.               Masjid
Banyaknya orang muslim yang datang ke Amerika pada awal abad ke-20 awalnya kurang berminat untuk berpartisipasi dalam acara-acara islam. Tidak membutuhkan waktu lama sikap mereka berubah karena rasa frustasi yang selalu melanda akibat tidak adanya sikap terbuka dari masyarakat Amerika dimana mereka dapat aman dan diterima. Hal ini mendorong mereka untuk berpartisipasi mengadakan kegiatan-kegiatan yang berlandaskan Agama. Namun, sebagian besar komunitas muslim tidak memiliki akses mudah untuk mendapatkan imam yang mampu melatih dan mengajarkan unsur-unsur keislaman dan keimanan atau memimpin shalat.  Mereka yang masih sedikit pemahamannya mengenai Alquran terpaksa diandalkan untuk memberikan bimbingan. Bahkan terkadang orang-orang yang tidak memiliki keahlian sama sekali juga melakukan fungsi sebagai imam shalat dimasjid-masjid.
11
Oleh karena itu, sejumlah komunitas muslim imigran mulai memikirkan solusi yang lebih terstruktur dalam menjalankan agama mereka dan menjamin keberlangsunganyya. Mereka prihatin sulitnya mendapatkan tempat yang layak untuk beribadah secara berjamaah, biasanya mereka harus bergantian mengadakannya dirumah anggota.  Namun dengan semakin besarnya komunitas muslim, maka tidak mungkin hal ini dilakukan lagi. Sebagian dari mereka biasanya menyewa gedung-gedung terlantar, gereja-gereja tak terpakai yang kebanyakan dari bangunan ini sudah tak layak.  Lama kelamaan mereka bermimpi memiliki bangunan masjid yang dapat menjadi pusat mereka dalam melangsungkan seluruh kegiatan yang berlandaskan agama. Adanya masjid juga dapat mengidentifikasi identitas mereka sebagai umat muslim. Masjid juga berfungsi sebagai alat untuk melegitimasi Islam sebagai bagian dari situasi keagamaan Amerika. Mereka akan menjadi struktur dan lembaga yang dikenali serta dapat berdiri tegak dan mandiri.  Upaya-upaya pemeloporan pembangunan masjid dilakukan. Akhirnya  gerakan masjid mulai mendapatkan momentum yang sebenarnya pada tahun 1957 dengan selesainya pembangunan Islam center di Washington D.C. Sekaligus menjadi penanda penting bagi seluruh kalangan bahwa Islam saat itu mulai diakui oleh negara-negara Islam sebagai sebuah Agama yang sah dalam lingkungan Amerika. Kemudian pembangunan masjid-masjid diberbagai kota mulai dilakukan seperti New York, California dan lain lain.
2.               Imam
Sebagian komunitas masjid sejak awal abad 20 sudah aktif dan tidak khawatir mengenai apakah pelaksanaan kegiatan-kegiatan keislaman mereka sudah tepat atau belum.  Namun dengan datangnya orang-orang muslim konservatif, kegiatan mereka dipertanyakan. Umat muslim yang menyelesaikan pendidikannya di Kairo, saudi Arabia atau kampus Islam lainnya mulai membawa perubahan. Negara-negara islam memang sangat semangat dalam memberikan dukungan terhadap minoritas muslim dinegara-negara Eropa tak terkecuali Amerika. Mereka biasanya mengirimkan pemuda-pemuda mereka yang berpendidikan untuk mengembankan dakwahnya di negara-negara tersebut.
Tidak semua masjid dan daerah mendapatkan service semacam ini, banyaknya imam yang tidak mampu berkomunikasi dengan berbahasa inggris menjadi kendala utama bagi keefektifan kepemimpinan mereka. Para imam yang memilki pendidikan islam klasik acapkali mendapati keinginan jamaah mereka berbeda dengan jamaah islam tradisional. Masjid di Amerika masih terpengaruh dengan budaya gereja umat kristiani. Sehingga para imam diminta melakukan tanggung jawab yang lebih mencirikan pastor dibandingkan dengan apa yang biasa dilakukan oleh gereja muslim.
 Di Amerika para imam diminta melakukan hal-hal yang melebihi batas tugas mereka sebagai imam. Seringkali mereka harus menggalang dana untuk pemeliharaan masjid, memberikan perhatian dan konseling keagamaan bagi setiap masalah. Mengunjungi orang sakit dan jompo, memberantas kejahatan, memerangi prasangka anti-islam dan masih banyak hal lain yang harus dilakukan seorang imam di masjid-masjid Amerika dibandingkan dalam kalangan masjid klasik.
3.     Chaplain
 Chaplain adalah seseorang yang bekerja menjadi ustad atau kyai di Amerika.  Gejala masyarakat mengenai minimnya chaplain dalam memimpin lembaga-lembaga pendidikan Islam sangat menghambat perkembangan agama.
Tahun-1990 merupakan masa dimana mulai ada beberapa chaplain muslim pertama dalam angkatan bersenjata Amerika Serikat. Jumlak laki-laki dan perempuan yang dikirim mencapai sepuluh ribu chaplain untuk membimbing, memberikan solusi dan mendakwahkan ajaran Islam. Para chaplain berusaha semaksimal mungkin untuk menciptakan lingkungan islam bagi tentara-tentara muslim.
4.           Menyebarkan Agama Islam
Umat muslim di Amerika merasa memiliki tanggung jawab untuk terus menyebarkan agamanya yang biasa disebut dakwah. Dakwah bagi mereka merupakan tanggung jawab untuk menjalankan kehidupan muslim yang penuh ketakwaan dan amal ibadah, dengan memberi contoh mereka berharap dapat mendorong rekan sesama muslim yang kurang taat serta meyakinkan orang muslim lainnya bahwa Islam adalah jawaban yang paling benar dan sesuai ketentuan Tuhan.
            Orang-orang yang dikelompokkan dalam pendakwah aktif banyak yang terpengaruh pemikiran pembaharu islam abad ke-20 seperti sayyid qutb dari Mesir, Abul a’la Almaududi dari Pakistan. Mereka berpendapat bahwadengan meluasnya islam di Amerika maka akan semakin mudah membuka identitas mereka, danmakin banyak peluang merekabersuara dalam masyarakat umum serta memerangi prasangka Amerika terhadap Islam.
Dakwah Islam di Amerika merupakan pratioritas utama dalam agenda sejumlah negara muslim lainnya. Tableeghi jamaat salah satu komunitas dakwah yang berasal dari India, mengirim pendakwah islam secara teratur di Amerika Serikat dan Kanada. Mereke berkeliling dan mengadakan pertemuan untuk memberikan ceramah dan dakwah dimasjid, kampus atau yang lainnya.
Upaya dakwah yang dilakukan organisasi-organisasi Islam membuahkan hasil yang jelas. Semakin banyak warga Amerika keturunan Afrika yang menyatakan bahwa mereka muslim. Para warga Amerika lainnya yang masuk islam, walaupun sedikit jumlahnya tapi terus bertambah dan mampu memberikan sumbangsih bagi komunitas Islam. Islam juga semakin terlihat di tempat-tempat publik dalam cara-cara baru. Seperti masjid pertama kali dibangun di bandar udara internasional Denver. Upaya semacam ini tidak hanya bertujuan memberikan fasilitas bagi umat muslim, akan tetapi meningkatkan penampakan Islam di Amerika serta satu alat dalam upaya mengembangkan agama Islam dan pemahaman yang lebih baik mengenainya. Salah satu lahan bagi penyebaran Islam adalah sistem penjara. Banyak sekali warga amerika berpindah ke Agama Islam ketika dimasa tahanan. Seperti Malcom Litle yang masuk Islam ketika dalam masa tahanan. Narapidana muslim biasanya lebih terlihat rapi dan bersih dalam berpenampilan. Mereka mampu memberikan sumbangsih yang luar biasa bagi komunitas muslim. Sebenarnya perjuangan untuk mendapatkan pengakuan atas agama Islam sebagai agama yang layak mendapatkan perlindungan konstitusional tidaklah mudah. Selama beberapa dekade, hampir  narapidana muslim adalah anggota Nation of Islam. Yang dianggap negara sebagai sebuah kultus keagamaan yang rasis dan berbahaya. Sejak tahun 1960, upaya untuk menahan dan mengatur umat muslim dirubah menjadi pengakuan kebebasan beragama dan hak seorang muslim sebagai warga Amerika dalam menjalankan ibadahnya.
5.     Organisasi-Organisasi Islam
Periode terakhir upaya dalam memberikan fasilitas bagi umat muslim di Amerika terdapat beberapa Organisasi. Organisasi pertama yaitu Federation of Islamic Generation dan Igram sebagai presidennya dan lima puluh dua masjid sebagai anggotanya.  Organisasi islam ini mampu mendongkrak umat muslim lain untuk terus semangat dalam menganut agama islam, mencoba mengumumkan identitas mereka terhadap Amerika. Dan sangat membantu dalam berkembangnya Islam di Amerika.

6.     Memerangi Prasangka Anti Muslim
Salah satu tugas dari banyak organisasi Islam adalah untuk mengidentifikasi cara-cara dimana prasangka terhadap Islam dan orang-orang muslim terus hadir di lingkungan Amerika. Sebagaimana telah kita ketahui ada upaya yang terus-menerus untuk memastikan  sekolah negeri adalah akurat dan tidak bias. Sebagian organisasi berupaya mengidentifikasi cara-cara dimana media umum secara rutin membelokkan dan menyesatkan informasi mengenai Islam di Amerika. Mereka didalam lingkungan juga menyerukan publik untuk memperhatikan peristiwa-peristiwa dimana kaum Muslim Amerika Serikat dan Kanada mengalami perlakuan yang merugikan atau tidak adil akibat prasangka ditempat kerja atau arena publik lainnya. Masyarakat muslim Amerika sangat khawatir kalau perasaan anti Islam dipihak masyarakat luas semakin meningkat dan bukannya justru berkurang, yang diperburuk dengan insiden-insiden kekerasan Internasional yang dilakukan atas nama Islam didorong oleh penggambaran yang merugikan  orang Islam.[6]
Kaum muslim sangat cemas mengingat perkembangan dalam mengakses informasi sangat cepat pesatnya internet memberikan kemudahan bagi anak-anak sekolah atau siapapun mencari informasi untuk laporan sekolah dan proyek lainnya. Kecemasan umat muslim ialah jika informasi yang mereka temukan merupakan propaganda yang mempromosikan citra negatif Islam. Hal ini dapat emberikan persepsi negatif pula bagi pengakses berita apabila dia belum mengenal Islam.
American Muslim Research Center milik organisasi CAIR mendokumentasikan berbagai insiden yang dapat mempengaruhi hak sipil muslim di Amerika. Membantu segala permasalahan umat muslim yang dilakukan Amerika dengan tujuan-tujuan tertentu. Prasangka terhadap agama mereka adalah kenyataan yang harus diatasi oleh umat muslim Amerika dengan cara apapun, organisasi non muslim atau muslim juga selalu meningkatkan upaya mereka atas insiden yang menyesatkan dan perlakuan yang tidak adil untuk melindungi Islam. Berkat upaya umat muslim menampilkan Islam secara adil dan pantas maka dukungan dari segmen Masyarakat semakin meningkat. Melalui bantuan rekan pendidikan, organisasi keagamaan, dan sejumlah akomodasi dari lembaga politik mungkin akan lebih mudah umtuk menyelamatkan islam dari segala insiden dari prasangka anti-muslim yang dapat menurunkan kredibilitas agama Islam itu sendiri. Serta menawarkan sebuah gambaran mengenai sebuah komunitas yang baik dan bekerja demi perbaikan masyarakat Amerika.



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Minoritas muslim diberbagai belahan dunia memang selalu mengalami kegelisahan serta ketakutan dalam menjalani kehidupannya. Negara serta lingkungan tidak memberikan dukungan yang dapat menunjang dan memberikan kenyamanan dalam menjalankan syariah-syariah islam. Lambat laun umat muslim di negara mayoritas non muslim ini pun berusaha untuk mendapatkan hak serta pengakuan keberadaan mereka sebagai umat muslim di tempat tinggalnya. Adakalanya usaha mereka ini mengalami kegagalan dan tak jarang pula yang menuai hasil yang begitu memuaskan bagi kelestarian minoritas muslim. Tak luput minoritass muslim di Amerika, mereka juga melakukan berbagai cara untuk mendapatkan hak serta pengakuannya dalam sebuah tatanan negara. Saat ini Usaha mereka telah terlihat dengan beberapa lembaga keislaman yang dibentuk seperti lembaga pendidikan dari berbagai tingkatan berbasis islam dan lembaga-lembaga umum lainnya.
B.  Saran
1.     Hendaknya umat muslim mengambil pelajaran dari seluruh peristiwa yang dialami saudara-saudaranya dalam menegakkan agamanya.
2.     hendaknya umat muslim senantiasa mengasihi muslim lainnya, karena kesatuan umat islam dalam menjalani hidup sangat menjadi prioritas utama.  
17

 

DAFTAR PUSTAKA
Rauf, Abdul Imam Feisal. 2007. Seruan Azan dari Puing WTC (Dakwah Islam di Jantung Amerika pasca 9l11). Bandung:Mizan.
Petras, James. 2009. Zionisme dan Keruntuhan Amerika. Jakarta: Zahira.
Haleem, Muzaffar. Bulan Sabit di Atas Patung Liberty (Kisah-Kisah Muallaf Amerika). Zaimul Am. Bandung: Mizan.
Shihab, Alwi. 2004. Membedah Islam di Barat. Jakarta:PT.Gramedia Pustaka Utama.
Smith, Jane I. 2004. Ter. Islam in America. Siti Zuraida. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

18
 


[1]Allan D.austin, African Muslim in AntebellumAMerica, (New York:Garland Publishing, 1984); Jane I. Smith, terj.Islam di Amerika ( Jakarta:Yayasan Obor Indonesia, 2005), 74.
[2] Thomas A Tweed, “Islam in America :From Afican Slaves to Malcom X, “National humanities Center, Chapel Hilal, NC;  Imam Feisal, “Seruan Azan dari Puing WTC”,(Bandung: Mizan,2007), 261.
[3] Ibid,97
[4] Ibid,103.
[5] Jahan-zaib Hasan Ghilani, Muslim Youth in College, The Message (November;1997), 34; Ibid,203.
[6]Jane I. Smith, terj.Islam di Amerika,  ( Jakarta:Yayasan Obor Indonesia, 2005) , 263.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah -Tulis-Inspiratif

"Mahabbah Melangit"